Nggak akan ada seorang Ibu yang mau berpisah dengan anaknya.
Apa lagi anak yang digendong Ajeng itu adalah anak pertamanya.
Harusnya dia memanjakannya, bukannya membiarkan dia dibawa orang lain, walau pun orang itu adalah Ayah kandungnya.
"Yaudah, nih bawa. Aku masih ingin melanjutkan masa depanku, aku nggak mau diganggu lagi sama anak sialan ini." Ucap Ajeng sambil menyerahkan anaknya pada Arkan.
"Ajeng, jaga bicaramu." Teriakku marah.
Entah kenapa hatiku tiba - tiba nyelekit saat Ajeng mengata - ngatai anak ini.
Padahal aku dan anak ini sama sekali tidak ada hubungan darah sedikit pun.
Arkan pun mengambil anak itu dan menggendongnya dengan sangat hati - hati.
"Amaira, Sayang. Yuk pulang." Ucap Arkan sambil merasa kesusahan menggendong anak itu.
Mungkin karena baru kali ini dia menggendong seorang bayi.
Kulihat bayi ini sudah sedikit besar, tapi bagaimana bisa Arkan sama sekali belum pernah menggendongnya?
Apa dia sama sekali tidak ingin menggendong anak selucu itu?