Irfan benar - benar sedang tidak waras, dia sekarang sudah tidak lagi berada dipihakku.
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Aku nggak mau sampai Irfan memberitahu Arkan tentang apa yang aku lakukan pada Ajeng.
Pasti Arkan juga akan seperti Irfan, dia akan sangat marah jika tahu aku sudah sangat jahat pada Ajeng.
"Kamu benar - benar jahat." Teriak Irfan sambil mengangkat tangannya ingin memukulku.
"Aaaaaaaaaa."
"Huh, huh, huh."
Astaga, ternyata aku hanya mimpi.
Aku tadi ketiduran.
Mimpi yang sangat buruk, hingga membuatku terbangun dengan ngos - ngosan.
Mimpi itu sangat terlihat seperti nyata, semoga tidak menjadi kenyataan.
"Kamu kenapa, Nak? Kok ngos - ngosan begitu, seperti habis dikejar hantu. Kamu mimpi buruk?" Tanya Ibu yang kulihat berjalan dari dapur.
Aku nggak mungkin cerita sama Ibu, biar masalah ini aku selesaikan sendiri.
"Iya, Bu. Amaira tadi ketiduran, tapi tiba - tiba mimpi buruk." Jawabku sanbil mengelap keringat yang menetes membasahi dahiku.