Tapi kenapa waktu aku bilang sama Pak RT kalau suami Ibu itu jahat, aku malah dibilang fitnah?
Apa karena di desa ini tidak ada yang berani sama suami Ibu?
Entahlah, kenapa juga aku pikirkan sampai membuat kepalaku pusing.
Lebih baik sekarang aku berganti pakaian dan makan masakan Ibu.
Karena aku sangat penasaran dengan masakan Ibu, bagaimana rasanya sih.
Sampai - sampai membuat Irfan habis satu piring penuh.
Aku pun mengambil nasi kutaroh diatas piring dan mengambil rendang yang baru saja matang.
Saat aku mencicipi masakan Ibu, aku benar - benar menikmati masakan Ibu.
Karena selama ini aku belum pernah memakan masakan Ibu, ternyata memang benar - benar sangat lezat.
Nggak salah kalau Irfan sampai habis satu piring penuh, aku nanti pasti juga begitu.
"Permisi."
Aku mendengar suara yang sangat familiar ditelingaku.
Aku mengalihkan pandanganku kearah pintu rumah Ibu.
Terlihat ada Arkan sedang berdiri tak jauh dari pintu.
