Lebih baik aku bilang saja sama Pakdhe, agar Pakdhe yang mengecek ayam itu.
"Ibu punya ayam yang berwarna hitam, tapi Amaira nggak tahu, apakah darah ayam itu berwarna merah atau hitam." Ucapku dengan nada lemah.
Arkan dan Pakdhe saling pandang, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu dari hati kehati.
Kulihat Arkan setelah itu mengangguk.
Pakdhe dan Arkan pun pergi keluar dari kamar Budhe.
Mungkin Pakdhe mengajak Arkan untuk ke rumah Ibu.
Semoga ayam itu lah yang dicari sama Pakdhe.
"Amaira pasrah, Budhe." Ucapku dalam dekapan Budhe.
"Budhe yakin kalau Pakdhe bisa mendapatkan ayam itu, Sayang. Kamu jangan patah semangat ya." Ucap Budhe menenangkanku.
"Kalau pun Pakdhe tidak bisa mendapatkan ayam itu, kamu akan selalu kami jaga." Lanjut Budhe berucap.
Walau pun Budhe bilang seperti itu, tapi aku masih merasa belum tenang.
Karena Budhe dan Pakdhe tidak bisa selalu ada disampingku.