Aku akan menunjukkan siapa Amaira yang sebenarnya jika dia berani bersaing denganku.
Selesai memperkenalkan diri, Arkan pun mulai mengajar, sedangkan Bu Lina pamit untuk keluar kelas.
Kulihat Arkan tersenyum kecil kearahku, tapi aku sama sekali tak menanggapi senyumannya.
Kenapa Arkan merahasiakan ini dariku? Kenapa dia tidak berterus terang saja padaku kalau dia akan menjadi guru di sekolahku?
Apa Arkan sengaja tidak memberitahuku agar aku kaget.
Iya, aku memang kaget.
Itu tandanya Arkan berhasil sudah membuatku kaget.
Karena yang aku pikirkan adalah Zain yang akan menjadi guruku, asal Arkan tahu saja kalau dari tadi jantung ini rasanya sudah mau copot.
Aku benar - benar takut kalau Zain yang akan mengajar disini, untung saja semua itu tidak terjadi.
"Mbak Amaira, kenapa malah melamun?" Tanya Arkan membuatku tersadar dari lamunanku.
Apaan sih Arkan pakai panggil Mbak - Mbak segala.
Aku tak menanggapi ucapan Arkan