Hanya aku yang boleh bersandingan dengan Arkan.
"Arkan, kenapa aku selalu merasa kedinginan ya jika ada didekatmu." Ucapku pelan dengan suara manja.
"Katanya tadi panas?" Tanya Arkan dengan heran.
"Tadi panas karena Ajeng selalu menempel sama kamu." Ucapku kembali jutek dan mengarahkan pandangan kearah lain.
"Ciee, cemburu." Ucap Arkan menggodaku.
Astaga, berarti dia baru tahu kalau dari tadi aku cemburu melihatnya berdekatan dengan Ajeng.
Biasanya Arkan selalu peka loh, tapi kenapa sekarang jadi nggak pekaan gini.
Aku sebenarnya masih penasaran antara Ajeng dan Arkan.
Karena perasaanku selalu peka dengan suatu hal yang menyangkut dengan Arkan.
"Pulang yuk." Ucapku pada Arkan, membuat Arkan mengerutkan keningnya, setelah itu mengangguk.
"Ajeng, aku pulang dulu ya." Pamit Arkan pada Ajeng.
Kenapa dia harus pamit sama Ajeng?
Dan kenapa hanya Ajeng yang dipamiti?
Kulihat Ajeng mengangguk sambil tersenyum malu.
Kesenangan dia dipamiti sama Arkan.