Andai saja aku beneran bisa jadi kuntilanak, akan aku takut - takuti tuh si Ajeng.
Tubuhku rasanya gerah dan panas itu gara - gara Ajeng
"Ini, Mbak." Penjual bakso itu memberikan pesananku, dan aku pun segera membayarnya sesuai harganya.
Kalau aku lebihin, takutnya dia malah kabur karena ketakutan.
Biasanya kalau difilm - film kan gitu, kalau dapat pelanggan hantu pasti uangnya dilebihin sama hantunya, tapi pas hantunya pergi uangnya berubah jadi daun.
Tapi itu dalam film, nggak tahu kalau dalam dunia nyata.
"Amaira." Panggil Arkan yang ternyata sudah ada didepanku.
Kulihat Arkan tidak sendiri, lagi - lagi ada Ajeng disampingnya.
Walaupun ada Irfan juga, tapi aku masih merasa sakit hati karena Ajeng selalu memilih tempat disebelah Arkan, bukan disebelah Irfan.
Aku menggerutukkan gigiku, yang kuyakini mereka mengetahui kalau aku sedang marah.
Tapi tidak ada satu pun yang berani bertanya padaku.