Katanya dari kemarin sudah diurus, harusnya tinggal ambil saja sekarang, dan kalau tinggal ambil harusnya nggak se lama ini.
Aku pun mondar - mandir didepan rumah Budhe sambil menggerutu.
Tak berselang lama Arkan pun sudah pulang dan memarkirkan motornya didepan rumah.
Aku bersendekap sambil memandangnya penuh tanda tanya.
Tapi Arkan sepertinya cuek saja, tak menghiraukan aku yang manyun karenanya.
Arkan masuk kedalam kamar melewatiku dengan begitu saja.
"Arkan." Teriakku kencang.
Arkan masih tetap melangkahkan kakinya kedalam rumah, setelah itu mendudukkan dirinya disofa ruang tamu.
Menjengkelkan sekali sih Arkan.
Menganggap seolah tak melihatku.
Awas saja dia.
Awas saja kalau nanti sudah sembuh, akan aku bejek - bejek dia biar sakit lagi.
Greget banget rasanya.
"Kenapa sih, Ra?" Tanya Arkan dengan santainya.
Nggak tahu apa kalau dari tadi aku tuh sangat khawatir dengannya.
Dia malah begitu santainya tak menganggapku ada.