Hanya Arkan yang selalu perduli denganku, hanya Arkan yang selalu ada untukku.
"Kamu mau pulang kemana? Biar saya antar." Ucap Irsyad yang membuatku bingung.
Aku bingung mau pulang kemana.
Aku pun menggeleng "Aku nggak punya rumah, aku biasanya tinggal di rumah Nenek, tapi aku lupa jalan pulang ke rumah Nenek." Ucapku membuat Irsyad mengerutkan keningnya.
"Bagaimana aku bisa mengantarmu pulang kalau kamu sendiri nggak tahu arah jalan pulang." Ucap Irsyad heran.
Magaimana bisa tahu rumah Nenek kalau aku saja bisa sampai sini gara - gara kabur dari Papa.
Aku nggak perlu menceritakan semuanya sama Irsyad, aku nggak mau merepotkannya lagi.
Cukup aku merepotkannya demi mencari Arkan saja, jangan yang lain.
"Kamu mau ikut aku pulang?" Tanya Irsyad, aku memandangnya dalam setelah itu menggeleng.
Padahal dia belum kenal siapa aku, begitu beraninya dia ingin mengajakku pulang ke rumahnya.
Kalau misalnya aku seorang penjahat atau pencuri gimana coba?