Kalau sampai Papa beneran ada hubungannya dengan Bu Ira dan ada hubungannya dengan penculikan Arkan, aku nggak akan pernah tinggal diam.
Akhirnya keputusanku sudah bulat, aku pun menelfon Papa.
Tut tut tut
"Hallo." Suara Papa diseberang telefon saat telefonku tersambung.
"Pa." Sapaku pada Papa.
"Ada apa kamu menelfonku? Apa kamu sudah kehabisan uang?" Tanya Papa ketus.
"Amaira cuma mau tanya tentang orang yang bernama Bu Ira. Pasti Papa mengenalnya kan?" Tanyaku membuat Papa terdiam.
Cukup lama aku menunggu Papa berbicara, namun Papa tak kunjung bicara apapun.
"Kenapa Papa hanya diam? Ada hubungan apa Papa sama Bu Ira?" Tanyaku mengintrogasi Papa.
"Kamu ini bicara apa sih, Amaira? Papa nggak tahu apa - apa? Siapa itu Bu Ira?" Tanya Papa yang shok - shokan nggak ngerti dengan apa yang aku tanyakan.
"Buruan Papa jawab, ada hubungan apa Papa dengan Bu Ira?" Tanyaku lebih kencang agar Papa cepat berkata jujur.
Bukannya menjawab, Papa malah mematikan sambungan telefonnya.