Aku sangat ingin mengetahui sesuatu yang lebih jelas dari Bu Ira, tapi sayangnya itu semua bukan urusanku.
Tapi ada yang aneh dalam diriku, lagi - lagi aku merasa sangat dekat dengan Bu Ira layaknya seorang keluarga.
Mungkin karena Bu Ira orang baik, makanya aku merasa nyaman berada didekatnya.
"Bu, Hara lapar." Tiba - tiba Anak Bu Ira mengeluh kelaparan.
Aku jadi prihatin melihatnya, aku mengasih uang seratus ribuan dua lembar pada Bu Ira agar Bu Ira bisa membelikan makanan pada anaknya, namun Bu Ira menolaknya.
"Tidak Usah, Nak. Kami masih punya sedikit makanan di rumah. Biar Ibu bawa anak Ibu pulang saja." Ucap Bu Ira sambil merapikan dagangannya.
Ini kesempatanku untuk mengenal lebih jauh keluarga Bu Ira.
Aku akan ikut pulang bersama Bu Ira, semoga Bu Ira mengizinkanku untuk ikut bersamanya.
Entah kenapa aku ingin selalu dekat dengan Bu Ira, seperti ada ikatan batin diantara kita.