Arkan malah suka tersenyum jika melihat tingkahku yang gak punya malu begini.
Tapi ya lebih baik gadis sepertiku yang apa adanya dari pada gadis shok jaim yang kelihatan pendiam tapi gak ada yang tahu bagaimana dalamnya.
"Nggak pulang?" Tanya Arkan dengan menaikkan kedua alisnya.
"Nggak, maunya disini saja." Ucapku sambil bersendepel didinding bambu.
"Yaudah, biar aku panggil pelayan warung dulu buat membersihkan semuanya sekalian membayar." Ucap Arkan, aku pun mengangguk.
Arkan berjalan kearah warung, aku turun dari rumah gubuk untuk menikmati angin sepoy-sepoy sambil duduk dipinggir sawah.
Sandalku aku copot dan kumasukkan kedua kakiku ksdalam sawah sambil bermain lumpur.
"Amaira, kamu ngapain disana?" Tiba-tiba Arkan datang mengagetkanku.
"Bermain lumpur." Jawabku shok manja seperti anak kecil.
"Nanti baju kamu kotor." Ucap Arkan yang sama sekali tak kutanggapi, Arkan ini sudah seperti emak-emak yang sedang melarang anaknya bermain lumpur.