"
Adam hanya membeku, menetap Aqilla dengan penuh bangga. Betapa Ia beruntung dapat memperistri gadis sebaik dan secantik Aqilla, andai saja kini Ia telah mempunyai hati untuk gadis itu mungkin semuanya akan terasa lebih baik.
"Terimakasih Dek, Mas berjanji akan segera kembali dan membawamu pulang dengan bangga bersama para keluarga."
Aqilla hanya tersenyum simpul, kemudian di letakkan nya sepiring nasi goreng lezat itu di hadapan Adam.
"Mas lekas sarapan sebelum pergi, Aqilla akan mengantar Mas untuk mencari bis nanti," ungkapnya dengan penuh perhatian. Adam hanya mengangguk, turun dan bergegas pergi ke kamar kecil untuk membasuh wajahnya sebelum Ia menyantap sarapannya.
Di tatapnya punggung Adam yang mulai perlahan menjauh kemudian hilang di balik pintu kamar mandi. Untuk sesaat hatinya merasa takut, cemas dan gundah bercampur gelisah yang membuat hatinya kian terasa resah.