"Syah?" Panggil Fahry dengan suara yang bergetar tepat ketika Aisyah baru saja hendak pergi melangkahkan kakinya menuju jalan raya untuk pergi pulang kembali sebelum adzan asar berkumandang dan membuat Ibu dan Ayahnya berubah menjadi operator yang akan segera memenuhi log panggilan nya.
"Ya?" Tanya Aisyah kemudian setelah membalikkan kembali tubuhnya dan memandangi Fahry yang masih tampak ragu dengan entah apa yang akan Ia katakan sebenarnya.
Fahry hanya terdiam, berdiri mematung di tempatnya dengan tatapan yang sulit untuk Aisyah artikan. Aisyah hanya menatap Fahry dengan penuh tanda tanya, mengapa mendadak saja ekspresi wajah miliknya menjadi begitu menakutkan. Entah itu rasa sedih kah, atau luka? Atau sesuatu yang telah Ia timbun sekian lama? Aisyah ikut mematung.