"Lekas kembali Nak," lirihnya pelan dengan wajah yang masih penuh bersimbah air mata. Memang dirinya lah yang memerintahkan Adam untuk pergi dan berdamai dengan hati dan dirinya sendiri. Namun bagaimanapun, luka tetaplah luka. Seperti apapun Ia ikhlaskan seorang putra untuk pergi ke antah berantah agar jiwanya tak semakin terluka namun seorang Ibu tetap tak mampu menampung rindu dan luka dalam wadah yang sama.
"Adam akan segera kembali Ummi, Ratih yakin itu. Lebih baik kita berdoa agar Adam tetap dalam keadaan baik dimanapun Ia berada, Adam sangat membutuhkannya," ucap Ratih berusaha menenangkan Umminya yang masih saja terus tersedu di dalam pangkuannya.