"Ini, silakan di lihat," ujar Wandy kemudian setelah meletakkan beberapa lembar undangan berwana coklat yang berpadu dengan gold yang tampak begitu kontras dengan lukisan bunga mawar yang semakin membuatnya semakin tampak mewah dan elegan.
Raihan lekas mengambil satu lembar undangan itu dengan tatapan berbinar, Ia begitu sangat antusias sekali dengan persiapan pernikahannya dengan Pihu.
"Bagaimana Dek, suka tidak?" Tanya Raihan dengan wajah berseri sembari menyerahkan undangan itu pada Pihu yang hanya menatapnya dengan tersenyum kecil.
"Suka Mas, undangannya sangat cantik," jawab Pihu tersenyum kecil sembari mengamati isi dari undangan yang tampak sangat elegan itu. Begitu pula Aisyah, sedari tadi Ia terus bergumam kecil ketika pertama kali melihat undangan mereka. Ia berdecak beberapa kali, ketika Ia terus mengamati lagi dan lagi undangan itu untuk mencari celah cacatnya namun nihil. Kertas undangan putri dan pangeran itu sangat sempurna, selera Raihan sangat bagus ternyata.