"Siapa Nak?" Teriak Anjani dari dalam dapur dengan keras sehingga membuat Pihu hampir terpentok pada kayu pintu itu jika Ia tak segera menahan dirinya agar seimbang dan tak jatuh. Ia mengelus dadanya pelan, mengatur nafas dalam dan sedikit berteriak menyerukan siapa yang datang bertamu ke rumah mereka.
"Abah dan keluarganya Bunda," jawab Pihu berteriak namun malah terdengar lembut dan pelan sekali.
"Siapa? Abah?" Tanya Anjani di sebrang sana memastikan.
"Iya Bunda," jawabnya lagi dengan gugup.
"Lantas apa lagi? Buka pintunya dan persilahkan masuk, Bunda sedang membuatkan minuman dulu sebentar," tutur Anjani di dalam sana. Membuat Pihu menarik nafas dalam dengan berat, rasanya berhadapan secara langsung dengan Adam dan Raihan sekaligus cukup menguras keberanian dirinya.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya pelan dalam hati dengan gaya berlebihan memohon doa di depan pintu bukan di hamparan sejadah, ada ada saja.
"Tok tok tok. Assalamualaikum."
Ceklek.