Kala itu kami berdiri sejajar, dimana bintang sedang bersiap diri melakukan tugasnya, menebarkan cahaya, mengiringi kerlip lampu-lampu kota dibawah sana yang mulai menyala. Menemani kami yang sedang mencoba menyingkirkan segala keresahan.
Cukup lama kami hanya terdiam, hingga akhirnya aku tidak dapat lagi menahan diri,
Sesekali mataku menatap kearahnya, aku coba mengajaknya untuk terlibat percakapan dua arah.
"Anginnya kencang ya, kamu sendiri?" Tanyaku basa-basi.
"Iya" jawabnya singkat. Tidak ada sedikitpun gairah yang nampak dari sorot matanya, ia kembali terdiam, menatap ke bawah bukit, menjelajahi riuhnya kesibukan kota yang menyesakan.
Rambutnya yang tergerai sebahu, terbang perlahan, sesaat kemudian tangannya nampak sibuk menyibakan beberapa helai rambut yang mendarat mulus didahinya.
"Jangan sungkan, sampaikan apapun yang ingin kau sampaikan" ucapku, sebelum bara api diujung sebatang rokok ditanganku menyala terang dalam kuatnya hisapanku.