Setelah kematian Tuan Liam, Kienan harus tinggal bersama Navarro dan Clarissa. Setiap hari adalah neraka baginya. Kienan merasa tertekan berada di dalam rumah Navarro dan Clarissa. Belum hilang semua kesedihannya karena kepergian Papa, Kienan harus menerima perlakuan buruk dari Navarro dan Clarissa.
Kerap kali Kienan dibentak, dikurung dalam kamar hingga diperlakukan seperti layaknya assisten rumah tangga.
Jika hanya disuruh melakukan pekerjaan rumah seberat apapun, Kienan masih mampu untuk menjalaninya. Tetapi perlakuan mereka semakin hari semakin bertambah buruk. Kienan seakan menjadi pelampiasan atas segala kemarahan dan kebencian mereka kepada sesuatu yang bukan karena perbuatannya.
Puncak dari kegetiran hidupnya, Kienan harus menerima pelecehan dari Navarro saat Clarissa sedang tidak berada di dalam rumah.
Kienan yang tengah dikurung di dalam kamarnya nampak kaget melihat Navarro membuka pintu kamarnya, dan masuk ke dalam kamar dengan tiba-tiba.