Arga yang sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan arga yang ku kenal saat aku mulai bekerja di perusahaannya.
Arga dulu adalah sosok yang menyeramkan bagiku, lelaki dingin dan kaku itu dulu nampak angkuh dimataku.
Sedikitpun aku tidak menaruh rasa kepadanya, tidak perduli sekaya apapun dia. Tidak seperti wanita-wanita lain di lingkungan kantor yang sering sekali tampil seksi berusaha memikat dan menggodanya.
Pernah suatu ketika aku melihat sekertarisnya yang berpakaian serba minim itu berusaha menggoda arga. Walaupun arga terlihat cuek dan tidak memperdulikannya. Tetapi sekertaris itu terus saja dengan sengaja mempertontonkan sedikit belahan dadanya itu untuk memikat hati dan memancing gairah nafsu birahi arga, atasannya.
Sepertinya jika saja arga mau, mungkin mereka akan melakukannya di ruang pribadinya itu dengan bebas. Tetapi selama yang aku tau, arga tetap berlaku cuek dan dingin kepada siapapun termasuk felicia.
