"Agak berdiri ya sayang?" Ucap Beni setengah berbisik. Lalu tanpa menunggu persetujuannya, Beni menarik pinggulnya keatas, Bella berdiri diantara kedua lututnya, sementara kedua tangan nya diraih Beni kebelakang. Sampai punggungnya itu lurus membelakangi Beni.
Kembali hentakan itu menghantam Bella berulang kali, seolah mesin yang tiada mengenal kata lelah, Beni semakin menaikan tempo dan ritme nya. Lama-lama semakin kencang hingga bunyi kulit kami yang beradu terdengar kencang.
"Plak! Plok! Plak! Plok!" Suaranya sudah seperti tepukan pramuka saja.
Sampai akhirnya, beberapa semburan terasa hangat didalam rongga celah sempit milik Bella.
"Aaaaahhhhhh!" Beni melenguh kencang sembari memeluk tubuh Bella dari belakang, lalu kami pun menjatuhkan tubuh keranjang itu bersamaan.
"Sayang, aku sangat mencintaimu."
Bisik Beni pelan di telinga Bella.
"Aku juga mencintaimu, sayang. Kamu malam ini dahsyat banget."
Ucap Bella pelan. Ia merasa sangat kelelahan.