Keesokan harinya, Beni bekerja seperti biasa, pekerjaaannya sudah diselesaikan semuanya. Waktu sudah menunjukan pukul empat sore. Tiba waktunya pulang.
Diluar langit nampak berwarna orange sedikit jingga agak kemerahan, Meninggalkan sisa-sisa air mata langit yang tumpah sebelumnya. Masih terasa siang jika sepeda motornya segera dibawa meluncur pulang.
"Hmm, masih siang. Jalan-jalan dulu ah, sembari nyalain aplikasi ojek online kali ya, lumayan nambah-nambah buat bensin sama rokok." Ucap Beni berkata dalam hatinya.
Seminggu setelah kepindahannya ke bandung, Beni memang sempat mendaftarkan diri untuk jadi Driver Ojek Online. Fikirnya waktu itu, daripada suntuk diem dirumah, mending ke jalan mencari receh, sembari menunggu panggilan kerja.
Setibanya di daerah Dipatiukur, Beni lantas menyalakan aplikasi Grab Driver di ponselnya, layanan jasa dari aplikasi Grab itu kebetulan bisa dipilih sesuai keinginan, dan Beni memilih mengaktifkan layanan Grab Foodnya saja, sedang layanan lainnya ia matikan.
Dipinggir jalan, depan kampus Unikom, sebungkus meraih rokok Sampoerna Mild daei dalam dikantongnya, lalu mencabut satu batang, membakar dan menghisapnya. Asap mengepul tebal sesaat setelah Beni menghembuskannya pelan. Entah mengapa hingga saat ini, hatinya masih saja terasa sepi.
Dalam kesendiriannya, Beni kembali mengenang masa-masa dulu saat masih bersama Chacha, berurutan mulai dari musibah kebakaran yang menimpa studionya yang memaksanya untuk kembali ke kota Bandung, hingga kemudian kejadian tadi malam saat ia bertemu Bella, semuanya seakan diputar kembali dalam ingatannya.
"Seru juga si Bella itu, orangnya itu asik, cantik, supel dan mudah bergaul, sedang apa ya dia. Eh, kenapa aku tiba-tiba mikirin Bella?"
Beni berbincang dengan dirinya sendiri, terlintas lagi dalam benaknya saat ia chattingan via DM di Instagram dengan Bella tadi malam. Lalu spontan jarinya mencari aplikasi Instagram di layar ponselnya, dan lanjut menyentuh tombol Icon Direct Message. Dibacanya lagi satu persatu chattingan mereka itu.
"Ahh kenapa aku jadi seperti ini anjir."
Beni berkata sendiri, nampak sebuah senyum terukir diwajahnya. Lalu jarinya spontan membuka gallerynya Bella saru persatu.
Lagi asik-asiknya buka gallery Bella di IG, Tiba-tiba Ponselnya bergetar lalu ada suara notifikasi dari Aplikasi Grab Driver, rupanya ada order masuk.
Dilayarnya tertera AYAM GEPREK BEBAS jalan Teuku Angkasa, Antar Ke Cikutra Baru No 19 Pemesannya atas nama CAHAYA HATI
"Ok Mohon Ditunggu."
"Pesanannya sesuai aplikasi ya kak."
Beni mengetik pesan di kolom Chat yang sudah disediakan di aplikasi drivernya itu.
"Iya pak, ditunggu. Kamar kostan no 5 ya pak. Terima kasih."
Pemesan layanan tersebut membalas chatnya, lalu Beni segera meluncur ke Resto yang tertera di aplikasi itu.
Setelah pesanannya sudah siap antar, Beni langsung berangkat ke titik antar, Cikutra baru no 19.
"Bentar, waktu itu nganter Bella bukannya ke cikutra baru ya?"
Beni bertanya dalam hati. Hingga di pertengahan jalan Beni masih mencoba mengingat kembali jalan yang sempat dilaluinya kemarin malam, saat ia mengantar pulang Bella. Tapi gagal, Beni benar-benar lupa. Mungkin karena waktu itu malam hari, dan arah yang waktu itu dipandu oleh Bella berbeda. Yang ia ingat, bahwa ia mengantarkan Bella ke daerah Cikutra Baru.
Sesampainya di rumah si pemesan, Beni merasa Dejavu, berasa pernah ke kostan ini.
Segera Beni menyimpan fikirannya itu.
"Sekarang aku harus mengirimkan pesanannya dulu." Fikirnya dalam hati sembari mengunci sepeda motornya, lalu melangkah masuk ke kostan itu.
"Tok. Tok. Tok!"
Bejo mengetuk pintu kamar kostan no 5.
"Kreekkk"
Pintu kostan terbuka.
"Lhhaaaa? kok lu Ben?" Dilihatnya Bella keluar dari pintu kamar kostannya itu dengan raut wajah yang hampir tidak percaya.
"Ehhhh kok lu Bell? Ahaaha, gua udah curiga sih liat alamatnya cikutra baru. Terus pas tadi di depan, gua merasa dejavu gitu, berasa pernah kesini."
Beni tertawa riang, dugaan nya tepat, walau barusan sempet mampir sekilas ragu dalam hati.
"Beneran lu ini yang anterin pesanan gua? nama Drivernya emang Beni sih, ternyata elu ya?" Ucap Bella.
Dia masih gak percaya kalo yang berdiri di depannya itu cowok yang menolongnya kemarin malam.
"Yaa bener laahh, mau liat nih aplikasinya? gua gak niat ngejar lu ke sini yaaa! wkwk. Nama lu di aplikasi Cahaya Hati kan?"
Tanya Beni sembari melingkarkan sebuah senyuman di wajahnha. Menutupi kekikukan hati yang membuat dadanya berdebar kencang, aneh.
"Iya, iyaaa! Ahahaha gua kaget aja tiba-tiba lu yang muncul di depan kamar gua. Masuk dulu lah sini, tahu gitu gua pesen nya dua, buat lu satu!" Ucap Bella seraya tertawa.
"Gak usah repot-repot ah selow aja. Emang boleh gua masuk? gua kan cuma Kang Ojek."
Kata Bejo sambil senyum-senyum.
"Emang kenapa? Udah sini masuk dulu!"
Bella langsung menarik tangan Beni, membawanya masuk ke dalam kamar kostannya.
Kamar Bella tampak minimalis, hanya ada satu lemari baju, selembar kasur yang di gelar diatas karpet, lalu ada sebuah kursi dan meja ukuran kecil yang diletakan disamping tempat tidur serta satu buah amply Orange kecil.
Di dindingnya berjejer 3 buah gitar, satu gitar electrik Fender Stratocaster, satu gitar akustik, dan satu lagi gitar ukulele.
"Rupanya Bella memang anak band sejati" Bejo berguman dalam hati.
"Waah madep ini gitar nya Tjah.. Fender ya? Boleh gw coba gitarnya Bel?" Tanya Beni, sebelum mengambil gitar akustik yang digantung didinding itu.
"Ambil aja Ben, Btw, santai ya Ben, gua sambil makan, laper euy asli hehe." Kata Bella sembari membuka bungkusan makanan yang berusan dia order lewat aplikasi ojek online itu.
"Hajar Bel jangan kasih kendoor wkwk" Kata Beni sembari berkelakar.
Beni meraih gitar akusktik yang digantung di dinding itu lalu duduk di kursi kecil yang di sodorkan Bella untuknya, jari jemarinya mulai lincah memainkan lagu dari Garbage, "Only Happy When It Rains."
Sambil bersenandung kecil, Beni memainkan gitarnya, Bella yang sedang lahap memakan pesanannya itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya pelan, sepertinya dia hafal juga lagu itu.
"Lu main Band juga Ben?"
Tanya Bella, mulutnya nampak rusuh mengunyah, lalu dengan cepat dia menelan makanannya itu.
"Ya dulu, sekarang ada sih band, sama anak-anak kantor. Band iseng Bel, kebetulan temen-temen kantor gua ada teman mantan pemain band juga, Eko sama Yudi" Kata Beni.
Lalu tanpa diminta, Beni meneruskan ceritanya lagi.
"Awalnya kita cuma ngobrol ngalor ngidul, terus tercetuslah ide buat maen band bareng. Sekedar melepas rindu main musik saja, hiburan hehe. Kebetulan dirumahnya Eko ada Drum Electric, jadi sekali-kali anak-anak nongkrong di rumahnya sembari iseng gombrang-gombreng, hehe."
Cukup panjang lebar Beni menceritakan Band Kantornya itu. Band iseng yang hanya main jika benar-benar ada waktu senggang.
"Band Kantor? Kantor Grab maksudnya?" Tanya Bella antusias.
"Ah iyaa, Bella gak tau kalo gua kerja di perusahaan advertising, mungkin karena sekarang gua jalan Grab jadi difikirnya gua kerja online di Grab." Ucap Bejo dalam hati seraya tersenyum geli.
"Gua tadi pulang kerja Bel. Awal tahun kemaren gua masih nganggur, sempat daftar jadi Driver Grab. Belum jalan dua bulan, Gua dapat panggilan kerja di perusahaan Advertising." Kata bejo.
"Kebetulan jam kerja di kantor tuh cuma sampai jam 4 sore, daripada langsung pulang, bengong gak jelas di runah mendingan cari angin ke jalan, ngunpulin receh wkwk. Sambil nongkrong aja dijalan, ada order yang masuk gua jalanin, kalo gak ada, yaa ngobrol-ngobrol aja sama anak-anak ojol. Hehe."
Panjag kali lebar Beni menceritakan kegiatannya selama ini. Bella menatap Beni sambil mengangguk-anggukan kepalanya, dimatanya ada kekaguman.
"Wah rajin juga lu ya Ben."
Sambil membuang dus makanannya yang sudah ludes tak bersisa itu, Bella bertanya lagi.
"Sepertinya dia pengen tahu lebih banyak tentang gua nih" Ucap Beni dalam hati, Ge-eR.
"Terus-terus, kemarin malem lu lagi ngapain di FameStation?" Tanya Bella, entah kapan gelas berisi air mineral itu ada ditangannya.
"Glek, glek."
Tergesa-gesa Bella meminum air mineral di gelas nya itu.
"Kaleum Non, minumnya kaleum wkwkwk" Ucap Bella sembari ketawa-tawa melihat tingkahnya.
Keliatannya Bella type orang yang gampang akrab. Dia selalu respek sama lawan bicaranya, dengan antusias dia mendengarkan cerita Beni tentang musibah yang menimpa studionya malam itu, juga tentang Rumsky temannya.
Semuanya Bejo ceritakan, termasuk tentang kenapa dia kembali pulang ke Bandung.
Entah kenapa Beni merasa nyaman berbagi cerita kepada Bella, dan Bella pun sepertinya begitu, atau cuma perasaan Beni doang? Yang sudah merasa kegeeran sendiri.
Hampir satu jam lebih mereka saling berbagi cerita. Tiba-tiba Bella mengajak Beni membuat konten video cover buat diposting di feed Instagramnya.
"Eh Ben, bikin video cover yukk!" buat mambah-nambah konten di feed IG hehe, lu hafal lagu-lagu "The Hole" kan?" Tanya Bella.
"Sama keluarga mendiang Kurt Cobain mah gua Hafal semua dong!"
Jawab Beni sembari nyengir.
"Kuyyy!" Bella berteriak kecil. lalu segera memasangkan holder handphonenya dan mengarahkannya ke arah mereka berdua,
kedua tangan Bella meraih gitar electriknya sedangkan Bejo tetap memainkan gitar akustik.
Bella emang cocok jadi vocalist band grunge, suaranya yang sedikit agak serak-serak basah itu terdengar sangat enak saat menyanyikan lagu The Hole - Selebrity Skin dan Malibu.
Walaupun mereka baru sekali ini jamming, tapi chemistry diantara mereka bedua "dapet" banget, Cocok Pisan.
Saking senangnya mereka jamming, gak terasa hari sudah hampir tengah malam. Beni lalu Pamit Pulang, besok pagi Bejo harus masuk kerja lagi.
Ah, perasaannya senang bukan main.
"Tidak percuma gua punya akun driver ojol, hehe." Beni senyum-senyum sendiri.