Chereads / My Heart Is Breaking / Chapter 5 - Direnggut Paksa (I)

Chapter 5 - Direnggut Paksa (I)

Masuklah Tiara!!!.

"Tangan Tiara mengantung tidak jadi mengetuk pintu". Bagaimana Dante tahu ini aku.

"Kau membawa kopi untukku?."

"Iya sir".

"Letakkan". Sekarang mendekatlah. Perintah Dante

"Heem….".Tiara berdehem membersihkan tengorokan mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Apa mau pria ini? batin Tiara dalam hati. Entah mengapa mendadak Tiara dilanda perasaan takut.

Dante mentap Tiara kesal. Lebih dekat Tiara

Tiara mendekat dengan takut-takut. Tiara mencoa untuk tidak gemetar. Apa ada yang bisa saya bantu sir?

Dante memberikan secarik kertas. Ini alamat apartemenku, datanglah ke apartemenku malam ini. Aku membutuhkanmu.

"Apa?!". Apartemen. Tapi untuk apa sir. Tiara bertanya bingung

Dante memberi tatapan bosan pada Tiara. Aku membutuhkan sedikit hiburan Tiara. Dante mengelus lembut pipi kiri Tiara dan aku ingin kau yang menghiburku..

Tiara menegang ditempat. "Hiburan" apa maksudnya itu. Apa Dante kira aku badut penghibur. Maaf sir aku tidak bisa. Lagi pula kalau anda butuh hiburan anda bisa pergi pada teman-teman anda.

Dante geram. Jangan membuatku mengulangi kata-kataku, karena aku tahu kau mendengarnya dengan jelas Tiara bisik Dante sambil mengigit lembut telinga Tiara.

Tiara menahan amarahnya. "Untuk keperluan apa saya harus datang ke apartemen anda, sir?".

Dante mengernyit mendengar nada suara Tiara yang terkesan dingin. "Kau dan aku sama-sama sudah dewasa Tiara hal seperti itu tidak perlu diperjelas".

"Sepertinya anda salah paham sir. Kemarin benar-benar keteledoran saya, seharusnya saya lebih memperhatikan penampilan dan kerapian pakaian saya, saya benar-benar tidak tahu kenapa dua kancing kemeja saya bisa terlepas". "Saya tegaskan sekali lagi, kemarin itu benar-benar hanya sebuah keteledoran, saya tidak pernah bermaksud mengoda atau merayu anda seperti wanita-wanita diluaran sana".

Dante menarik Tiara duduk ke atas pangkuanya.

"Aahhh…", Tiara terkejut ,"apa yang anda lakukan?!". Tiara mencoba turun dari atas pangkuan Dante.

Dante mengelus pipi Tiara. Aku ingin mencari tahu sebuah kebenaran nona.

"Men..mencari tahu kebenaran apa maksud anda?", gagap Tiara.

Satu tangan Dante memeluk erat pingang Tiara sehingga Tiara tetap dalam pangkuan Dante.

Dante menyipitkan sebelah matanya. Bagaimana rasanya bibir kecilmu ini Tiara, aku sangat penasaran ingin merasakannya.. Jari-jari panjang Dante menyentuh bibir Tiara dengan sensual. Apakah akan terasa manis?

"Lepas…", Tiara berontah dalam pangkuan Dante. "Aku bisa melaporkan anda pada polisi karena tindakan pelecehan sir".

Dante tertawa keras, dan menurutmu apa mereka akan percaya? Dan apa aku akan membiarkanmu begitu saja sayang".

"Aku tidak perduli", lepaskan!., Tiara semakin kuat mencoba lepas dari rangkulan Dante.

Dante semakin erat menahan tubuh Tiara. Tidak sebelum aku tahu bagaimana rasanya bibir mungilmu ini. Belum pernah ada wanita yang menolakku Tiara dan aku tidak pernah meminta seorang wanita menghangatkan ranjangku seperti saat ini…aku memintamu. Kau sangat sepesial sayang, seharusnya kau bangga, jadi berhentilah jual mahal. Aku sangat tahu dengan sikap sepertimu, berpura-pura marah hanya untuk terlihat lebih terhormat. Aku tidak punya banyak waktu untuk melayani semua omong kosongmu Tiara. Aku ingin bermain cepat. Jadi berhenti memainkan permainan kecilmu kalau hanya untuk menarik simpati agar aku menilaimu berbeda dengan yang lain.

"Aku bukan barang tuan besar", teriak Tiara emosi. Aku tidak perlu menarik simpatimu ataupun mendapat nilai darimu, yang aku inginkan anda melepaskan tangan sialan anda dari tubuhku.

"Sialan kau…Tiara", bentak Dante. Berani-beraninya kau berteriak dan memaki-ku. "Keluar dari ruanganku sekarang juga", bentak Dante dingin. Tidak menunggu dua kali Tiara mencicit keluar dengan jantung berdebar kencang.

"Jangan lupakan kopi pahitku besok pagi", Dante mengingatkan dengan suara dingin.

"Apa anda tidak takut aku menaruh racun di kopi anda, sir?"

Dante menatap intens kedalam kedua mata Tiara. Aku yakin kau tidak akan melakukannya…, sekarang keluar!.

Tiara memegangi dadanya. Merasakan dentum jantungnya yang mengila. Sialan Dante. Tiara kembali ke meja kerjanya. Menarik napas beberapa kali sebelum memulai mengetik di komputernya, saat mengetik tangan Tiara masih gemetar.

Keesokannya Tiara benar-benar gugup. Siska bantu aku. Kali ini kau saja yang mengantarkan kopi Dante ke ruangannya.

"Kenapa aku?, Dante sudah menunjukmu, jadi lakukan saja Tiara!". Siska menolak, melanjutkan mengetik di lap topnya

"Aku merasa tidak enak badan Siska, perutku sedikit bermasalah pagi ini". Tiara mencoba beralasan.

"Aku tidak bisa membantu sayang, lihatlah pekerjaanku yang menumpuk mengunung tunjuk Siska pada file-file yang sedang ia kerjakan. Aku harus mengirim ini ke bagian keuangan dalam lima menit…., jadi maafkan aku, sayang tidak bisa membantu, kau tinggal meletakkan gelas kopi itu setelahnya pergi. Sekarang sana masuk agar kau bisa beristirahan.

Dante menatap kesal Tiara yang masuk dengan wajah takut-takut. Kenapa kopiku terlambat bentaknya?

"Maaf sir. Tadi saya____"

"Letakkan!". Perintah Dante dan " kau kemari lah".

"Apa lagi ini pikir Tiara". Saya akan kembali bekerja sir, karena ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan hari ini". Jadi saya permisi dulu, sir. Tiara buru-buru beranjak keluar

"Kemari Tiara!!". Bentak Dante. Semakin kesal dengan ketakutan yang ditunjukan Tiara

"Tapi sir!". Tiara mencicit semakin gelisah

Dante mengeram tidak sabar. Menarik tangan Tiara. Berhenti membantah Tiara. Aku sangat membutuhkan pelepasan dan yang aku inginkan hanya dirimu untuk menenggelamkan bagian diriku kedalam kehangatanmu. Tiara mengeliat panik dalam pelukan Dante.

"Apa___apa??", Tiara semakin panik mendengar ucapan Dante. Menenggelamkan apa…..ulang Tiara bingung dan panic. Otak Tiara seakan macet setelah mendengat perkataan Dante. Tidak mungkin Dante…..menginginkan hal itu batin Tiara semakin panik

"Jangan memancingku berbuat kasar Tiara, Kau akan menyesalinya nanti".

Tiara mendongngak menatap langsung ke dalam bola mata Dante dengan tatapan memelas dan mengeleng meyakinkan sekuat tenaganya.

"Hari ini aku tidak ingin ada penolakan Tiara". Patuhlah selagi aku bersikap lembut. Kau akan menyesalinya jika terus menolakku. Geram Dante semakin tidak sabar dengan sikap penolakan yang ditunjukan Tiara. Ayolah siapa yang akan menolak pesona dirinya. Ada banyak wanita yang menginginkan Dante. Tapi sialnya entah bagaimana Dante hanya menginginkan Tiara. Entah apa yang membuat Dante mengingikan Tiara. Tidak pernah dalam sejarah hidupnya Dante menyentuh wanita yang bekerja di perusahaannya. Tapi hari ini tampaknya semua itu akan terpatahkan. Tiara wanita ini membuat Dante menginginkannya.

"Patuh katanya". Apa pria ini sudah gila. Siapa yang akan patuh saat dirinya dengan kesadaran penuh mengetahui sesuatu yang berbahaya akan terjadi,

Dante menunduk mendekatkan bibirnya ke bibir Tiara.

Tiara menggerakkan kepalanya ke arah lain sehingga Dante tidak mencium Tiara dibibir melainkan di pipi.

Dante mengeram kasar, "jadi kau memilih bermainan kasar!", bisik Dante seperti iblis. "Aku akan melakukannya dengan keras sehingga kau akan menyesalinya". Dante mencengkram rahang Tiara keras dan melumat bibir Tiara dengan kasar, "buka…", perintahnya.

Tiara mengeleng dengan air mata mulai membasahi pipinya.

"Buka…" bentak Dante!. Tiara masih bertahan dengan merapatkan bibirnya. "Sudahlah kita akan menyelesaikannya sekarang juga".

"Apa!!!" Tiara panik mencoba melepaskan dirinya dari cengkraman kuat tangan Dante

YUHUUUUU.....BERLI UP DATE DAUBLE YA

PLEASE.....TEKAN LOVE YANG BANYAK YA BIAR BERLI TAMBAH SEMANGAT

PLEASE JUGA POWER STONENYA YA

FULL LOVE UNTUK KALIAN SEMUA