Danendra sedang berdiri di ujung ranjang, menatap Asha yang duduk di atas ranjang dengan memeluk lutut. Tatapannya tertuju pada noda merah di atas seprai hotel. Ah, baru saja mereka menjadi suami istri seutuhnya, tetapi masalah datang tepat setelahnya.
Istrinya, Asha sedang tidak ingin bicara. Memilih diam dan menyandarkan kepalanya di atas lutut. Mungkin seharusnya, ia tidak perlu jujur. menunggu waktu yang tepat baru mengungkapkannya semua.
"As , maafkan aku." Danendra berucap dengan raut penuh penyesalan.
Kalau bukan karena Isyana yang menabuh genderang perang,Danendra memilih memendam rahasia ini seorang diri. Namun, kakak iparnya itu sudah terang-terangan menyeret istrinya masuk kelingkaran masalah mereka berdua.
Danendra tidak bisa membayangkan, kalau Danendra sampai tahu kalau ia tidur dengan Isyana . Entah apa yang akan dilakukan istrinya.
"Aku benar-benar kecewa padamu, Mas," ujar Asha.
"As , aku mohon ... maafkan aku. Aku melakukan semuanya demi Ibu dan Nana ," ucap Danendra , menghampiri Asha , duduk di sisi ranjang,
"Kamu tidak bisa membayangkan bagaimana Nana kalau ikut bersama kakakmu."Danendra memberanikan diri, menggenggam tangan Asha . Seketika, membuat istrinya itu mengangkat kepala dan membalas tatapannya.
"Tapi yang membuatku kecewa itu, kenapa harus mempermainkan perasaan Kak Isyana ,Mas," jawab Asha .
"Aku tahu, aku salah," sahut Danendra tertunduk. Bagaimana pun Danendra harus bisa membujuk Asha dan mempertahankan rumah tangganya. Untuk itulah saat ini Danendra memberanikan diri berterus terang.
"As , aku harus bagaimana?" tanya Danendra .Asha menatap ke arah netra biru suaminya, laki-laki blasteran itu terlihat sedih. Tatapan menyiratkan permohonan dan ketidak berdayaan. Asha menangkap ada ketulusan di sana.
"Minta maaf dengan Kak Isyana . Kalau dia memaafkanmu, aku akan menganggap semua ini tidak pernah terjadi. Aku akan menutup mata," sahut Asha .Sedikit pun Asha tidak pernah berpikir, semuanya begitu rumit. Kalau bukan suaminya, Asha akan pura-pura tidak mendengar, pura-pura tidak melihat. Namun kenyataannya, suaminya sendiri yang menyakiti sang kakak.
"Kalau Isyana tetap tidak memaafkanku?" Danendra bertanya seperti anak kecil yang sedang merengek pada ibunya.
"Berusahalah, Mas. Aku akan coba untuk membantumu," bisik Asha pelan.
"Kamu tidak akan menuntut cerai lagi, kan?"Danendra bertanya kembali.
"Mas, kalau memang begitu tidak ingin kita bercerai, harusnya Mas berpikir ulang sebelum bertindak," sahut Asha cepat.
"Maaf ...."ucap Danendra menunduk.
"Jujur, sebelum bertemu denganmu aku tidak terlalu memikirkan hal ini. Bahkan, tidak berpikir sampai sejauh ini."Danendra berkata.
" sebenarnya Mas tidak berencana menceritakan padaku .Jika aku tidak ke Jakarta bertemu dengan Kak Isyana,maka Mas akan menyetujui kesepakatan itu kan?tanya Asha berani.Asha merasa bersalah ke kakaknya.
"Apa ada hal lain lagi yang Mas sembunyikan dariku?" tanya Asha lagi, menatap lekat. la bersiap menunggu jawaban suaminya.
"Aku tidak mau, jadi orang bodoh yang tidak tahu apa-apa,tiga tahun dulu ,aku mungkin polos dan lugu " ucap Asha menyindir,dengan tatapan tajam.
Danendra diam sesaat, tampak berpikir dan menimbang ulang. Entahlah,Danendra sendiri bingung.
Apakah tepat menceritakan sesuatu yang akan menyakiti istrinya sendiri. Namun; bukankah lebih baik Asha mendengar dari bibirnya langsung. Dibanding mendengar dari Isyana yang sewaktu-waktu akan membongkar semuanya.
Dengan menghela napas berat, Danendra akhirnya membuka mulut. Memantapkan hati, membuka aibnya dan Isyana . Danendra berharap Asha bisa mengerti.
"As," panggil Danendra , meminta perhatian istrinya yang sedang menunduk.
"Aku ... aku ... pernah tidur dengan Isyana ," ucap Danendra pelan, nyaris tidak terdengar jelas.
"Maksudmu, Mas?" Asha sudah mendengar,tetapi hanya ingin memastikan. Kenyataan yang paling menyakitkan untuknya, kalau memang Asha tidak salah menangkap ucapan Danendra .
"Aku tidur dengan Isyana ," ucap Danendra kembali dan tertunduk.
" MENJIJIKKAN,"
satu ayat yang tajam barusan Asha lafazkan kepada suami atau bekas majikan ibunya yang sangat dipercayai dan hormatinya .
Asha bangkit dari ranjang ,tanpa melihat sedikit ke arah suaminya itu.Asha mengambil pakaian persalinan ,masuk ke kamar mandi .Walaupun Asha sudah mandi ,Asha merasakan tubuhnya kotor sekali .Asha tidak mau menanggis .walaupun ingin sekali menetes.Asha tidak mahu terlihat lemah.Tiga tahun Asha mandiri ,tetapi menrima penyataan yang sakit sekali dalam hidupnya.
Di kamar mandi ,Asha menggosok setiap inci tubuhnya.Asha membuang lingerie yang dipakainya bersama suami barusan tadi.Merendam tubuhnya didalam bathtub.Terbayang ayat keluar dari mulut suaminya barusan tadi.Sesekali merendam kepalanya ke dalam bathtub.
Danendra berdiri di balkoni menunggu Asha keluar dari kamar mandi.