Ada senyap sejenak. Elion hanya duduk di stool sambil memperhatikan Alfa—yang sibuk mengeluarkan loyang berisi roti yang sudah matang dan memasukkan loyang adonan macaron—dan Bianca yang kelihatannya masih struggling dengan adonan kue yang dari tadi nggak jadi-jadi.
"Lo mau nongkrong di situ sampai kapan?"
"Sampai puas."
"Definisi manusia yang nggak ada gunanya."
Elion nggak tersinggung, malah kelihatan senyam-senyum sambil menyangga dagunya dengan kedua siku bertumpu di kitchen counter.
"Lo kalau butuh bantuan bilang aja sih. Bakal gue bantuin secara cuma-cuma."
"Idih, lagak lo."
Elion beralih pada Alfa yang baru saja meletakkan kuenya di atas kitchen island. "Butuh bantuan nggak, Fa?"
"Nggak!"
"Loh? Kok ngegas?"
"Lagian aku tuh masih kesel sama Kak Elion. Udah dibilangin juga. Logikanya aja deh, telepon sama chat aja nggak boleh, apalagi dateng? Udah pasti nggak boleh sama sekali. Kenapa gitu aja nggak ngerti sih?"