"Sssuuut! Cukup, Mas! Aku sudah pernah memberi kamu kesempatan, aku-" giliran Airin yang dipotong oleh Bian.
"Belum, Rin. Aku belum mendapatkan kesempatan itu," potong Bian.
"Sudah, Mas…" sahut Airin.
Bian menggelengkan kepalanya, dia tahu dia pernah mendapatkan kesempatan itu. Tetapi dia tidak ingin mengakuinya agar Airin bisa kembali memberinya kesempatan kedua.
"Kamu sudah pernah aku beri kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita, Mas. Kamu waktu itu sudah punya kesempatan besar untuk membuat kita tidak jadi seperti ini, tapi kamu tidak menggunakan kesempatan itu. Kamu membiarkan semuanya tetap hancur hingga sekarang kita jadi seperti ini. Kamu sendiri yang sudah membuang kesempatan itu. Saat itu kamu yang tidak mau memperbaiki tentang kita," jawab Airin kembali tersulut emosi.
"Maafkan aku, Rin…" Hanya maaf yang bisa keluar dari mulut Bian.