"Sebelumnya saya minta maaf ya, Mbak. Maaf sekali karena saya sudah lancang duduk di sini, saya lancang karena tidak minta izin ke Mbak dulu, tapi di gerbong ini sudah tidak ada lagi bangku yang kosong kecuali bangku ini. Jadi ya…. saya terpaksa pindah ke sini," jawab laki-laki itu. dia menjelaskan bahwa dirinya terpaksa, kepepet dengan keadaan.
"Oooh… jadi hanya terpaksa?" tanya Airin.
"Iya, Mbak." laki-laki itu menjawab dengan wajah yang memelas.
"Lalu kenapa nggak balik lagi ke sana? Dia sudah nggak menyusui, kan?" tanya Airin ingin memojokkan laki-laki itu.
"Oh, tadi sebenarnya saya mau balik lagi ke bangku saya. Saya sudah hampir duduk di sana lagi," jawab laki-laki itu dengan takut-takut.
"Lalu kenapa nggak jadi?" tanya Airin dengan wajah yang semakin dipergalak.
"Tadi bayi itu beneran tertidur dipangkuan sang ibu. Mbak lihat kan bayi itu sangat berisi?" tanya laki-laki itu.
"Iya, lalu kenapa?" Airin kembali meminta laki-laki itu untuk menjelaskan.