Dia butuh strategi untuk menyampaikan hal ini pada kedua orang tuanya agar mereka bisa menerima semua ini dengan baik. Tidak boleh ada kesalahan untuk penyampaiannya agar Mama dan Papanya tidak salah paham dan salah tanggap.
"Kamu nggak mau kenalin dia ke Papa?" tanya Papa.
"Ccckk… ke Mama juga belum dikenalin," tukas Mama.
"Iya, Ma… Pa… kan Alif sudah pernah bilang, nanti dulu." Alif menjawab dengan jawaban yang sebisa mungkin terus membuat dia bisa mengelak dari keterpojokan ini.
"Nanti dulu itu kapan?" tanya Mama yang paling tidak sabaran.
Alif diam, dia tidak bisa menjawabnya.
"Tunggu… ini kamu tidak mau cerita bukan karena ada yang kamu sembunyiin tentang dia, kan?" tanya Papa yang instingnya jauh lebih peka dari Mama.
Alif kembali diam, dia kembali tidak bisa berkata-kata.
"Hah? Iya, Lif? Kamu sembunyikan sesuatu tentang dia dari Mama dan Papa? Apa bener kata Papa barusan?" tanya Mama yang langsung histeris.
Alif masih mengunci mulutnya.