"Hahaha…" Raya kembali menertawakan Bian.
"Terserah apa kata kamu, Mas." sahut Raya yang kembali ke posisi awalnya.
"Kamu ini apa-apan sih? Buka mata kamu, kita bicara dengan baik-baik." Kata Bian.
"Ya sudah, begini juga baik kok Mas. Aku bisa kok dengerin apa yang kamu katakan," sahut Raya.
"Ok, terserah kamu. Yang penting, aku sebagai suami sah kamu…"
"Tunggu, Mas! Kamu masih mau mengakui diri kamu sebagai suami sah aku? aku pikir udah nggak," kata Raya saat memotong kalimat Bian.
"Wah, beneran udah nggak waras otak kamu ini. Ya jelas masih, kan aku memang masih suami sah kamu. Kita baru menikah beberapa bulan yang lalu. Tidak ada kata-kata cerai di antara aku dan kamu. Meskipun aku dan kamu sering berantem…"
"Sorry, Mas. Bukan sering lagi, setiap detik." Potong Raya untuk kesekian kalinya.
"Kamu bisa nggak sih kalau jangan memotong kalimatku sembarangan gini?! Dengerin dulu lah apa yang akan katakan," Bian semakin geram.