"Ya sudah. Emang pemikiran kamu sama aku tuh beda, nggak ada cocok-cocknya. Kalau emang kamu nggak bisa memahami aku, ya sudah lah! Nggak usah kamu paksain, lebih baik kamu berhenti saja. Jangan sok-sokan deh kamu berusaha untuk memahami aku, capek sendiri nanti kamu." Bian kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang berwarna putih bersih itu.
"Em, apa karena ini kamu juga jadi tidak berusaha untuk memahamiku, Mas?" tanya Raya dengan wajah yang memelas.
"Cckk… udah ah. Aku males bicara sama tukang drama. Bisa bangun sendiri kan? Nggak perlu kan kamu merepotkan aku?" tanya Bian yang seharusnya membantu Raya bangun dari lantai, justru kembali memejamkan matanya.