Airin terus mempercepat langkah kakinya, dia dengan sengaja ingin membuat Alif kualahan untuk mengikuti langkah kakinya.
"Ya Tuhan… kamu jangan cepet-cepet dong, Rin. Aku nggak bisa ngimbangin kamu, aku bawa nampan. Isinya penuh lagi," ujar Alif sambil kualahan menjaga keseimbangan gelas-gelas di atas nampan yang dibawanya.
"Aku udah nggak sabar mau ke kolam menikmati angina," kata Airin.
"Tumben banget sih kamu. Biasanya kamu maunya di dalem aja. Lebih baik kena AC dari pada angin dari luar," Alif juga mencium bau keanehan dari Airin.
"Hmmm… justru bagus dong, Lif. bagus kan kalau sekarang aku mau kena angin dan sinar matahari langsung?" tanya Airin.
"Iya sih…" Alif tidak bisa menjawab lagi.
"Eh, Bi... bibi lagi apa?" tanya Airin yang langsung melepaskan rangkulannya dari Alif. dia langsung menghampiri bibi yang hendak berjalan meninggalkan meja di dekat kolam.
"Oh, tadi bersihin meja saja Non." Bi Surti menjawab dengan kebohongan baru.