"Eh, tunggu!" pekik Alif saat menyadari sesuatu.
"Jangan bilang Airin emang sengaja ngelakuin itu biar kami bisa berciuman," kata Alif. Tubuhnya tiba-tiba kaku.
"Kalau sampai iya, berarti aku udah ngerusak rencana dia dan bikin malu dia dong. Aduh! Gimana ini? Ah, ini dia sebabnya dia tadi sampai tutupin muka dia. Itu pasti dia lagi sembunyiin rasa malunya. Dia pasti malu banget tadi," kata Alif.
"Haduh, udah deh. Lebih baik aku buru-buru mandi, ketinggalan kereta malah berabe." Alif langsung beranjak mandi.
Sementara itu di dalam kamar Airin….
"Aaa…. Masih malu aja rasanya, mana abis ini masih harus ketemu lagi. Semaleman, satu kereta, duduk sebelahan. Aduuuh… Terus belum lagi, kita kan cuti bareng dan sama-sama ada di Jogja. Dia pasti bakalan sering datang ke rumah buat ajak aku main atau sekadar menyapa bunda sama ayah. Aaah…. Aku harus gimana? Apa nggak usah jadi cuti aja kali ya?" tanya Airin.