Davina menghela nafas seakan kesal saat melihat Namira dan juga Pak Erwin.
"Makan dulu ya,?" ucap Davina tak mau menghiraukan mertua dan juga sahabatnya.
Rico hanya bisa melemparkan senyum. Iya tidak bisa protes seperti dulu lagi. Tapi sebenarnya aku malu dengan kelakuan Sang ayah.
Usai menyuapi Rico ,Davina memberikan obat yang harus selalu dimakan oleh Rico untuk menjaga kondisi tubuhnya. Setelah selesai ia bergegas masuk ke dalam rumah untuk membereskan peralatan makan.
Davina sama sekali tidak menyapa Namira dan juga Pak Erwin. Ia sudah terlalu lelah ah untuk berdebat dengan siapa pun saat ini.
Tanpa banyak bicara Davina menyuci perlengkapan makan yang tadi ia gunakan untuk menyuapi Rico. Dari luar Namira menghampirinya dan berdiri di samping Davina.
"Mbak Davina marah sama saya?" tanya Namira.
"Apa aku punya hak marah sama kamu, Namira. Itu adalah hidup kamu. Aku nggak punya andil apa pun untuk marah," ucap Davina.