Usai Hannah keluar dari kamar mandi. Ibunya sudah berada di depan pintu. Setelah menyuapi Rico Davina buru-buru menghampiri sang anak di kamar mandi.
"Hannah," panggil Davina lirih.
Hannah tak tersenyum sama sekali di depan ibunya. Ia tak bisa berpura-pura tidak ada apa-apa. Dia tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. Davina segera memeluk putrinya. Mengusap kepalanya untuk memberikan kekuatan.
"Mama tahu ini berat buat Hannah. Tapi kita harus bersemangat sayang. Kalau enggak ayah juga enggak akan bersemangat. Kamu tahu kan, Mama nggak bisa kehilangan ayah?" ucap Davina. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak meneteskan air mata. Pada sang putri sudah tak tahan membendung bulir-bulir air mata yang menetes di pipinya.
"Hannah nggak tega ngelihat Mama kayak gitu. Hannah tahu harga diri Mama jatuh, saat Mama harus bersikap seperti itu di depan ayah tadi," ucap Hannah begitu sedih.
"Mama nggak malu. Mama nggak pernah malu demi keluarga kita, Sayang."