Davina dan Rico pun akhirnya pergi meninggalkan Namira di rumah kontrakan itu. Namira Masih berdiri di depan rumah setelah mobil Riko tak ada. Sorot matanya begitu tajam giginya gemeretak. Rasa dengki di dalam hatinya semakin menjadi-jadi.
"Bukan salahku, kalau sampai akhirnya, aku harus memendam perasaan benci ini sama kamu, Mbak Davina. Awalnya aku benar-benar menghormati kamu Mbak. Tapi apa yang terjadi sama aku, sungguh menyakitkan. Aku nggak rela Mas Ali menelantarkanku demi kamu," ucap Namira penuh dendam.
***
Keesokan Rico bangun tidur dengan perasaan lega. Dilihatnya sang istri yang masih terlelap di sampingnya tanpa mengenakan sehelai pakaian sedikit pun.
Wajah Davina berseri menunjukkan bahwa performa Rico semalam benar-benar membuat Davina puas. Dikecupnya kening Davina berapa kali. Sungguh tidak ada wanita lain yang bisa meluluh lantahkan hati Rico seperti ini.
"Mas .... " erang Davina sambil merekatkan pelukannya kepada sang suami.