Pak Aryo kedapatan hendak merangkul pundak Namira. Namun, tak berapa lama Kania masuk dengan terburu-buru.
"Pak Aryo!" panggil Kania.
Pak Aryo yang hendak merangkul Namira pun, segera menyembunyikan tangannya. Ia menoleh ke arah Kania.
"Ada apa, Kania?" tanya Pak Aryo dengan suara tergagap.
"Bos besar mau datang," ucap Kania.
"Pak Erwin?" tanya Pak Aryo.
"Iya Pak Erwin. Tolong dikondisikan, ya. Dia suka tiba-tiba masuk loh," ucap Kania lagi.
"Oke, oke, makasih. Kamu dapat info dari mana?"
"Pak Rico baru saja terima telepon dari Pak Erwin."
"Wah, ini mau ada perang lagi nih," gumam Pak Aryo.
Namira yang tak mengerti maksud pembicaraan Pak Aryo dan Kania pun hanya terdiam. Ia lebih memilih fokus dengan pekerjaannya yang sudah ada di atas meja.
"Ya, udah. Saya tinggal dulu. Saya mau cari cemilan buat Pak Erwin," ucap Kania.
Kania segera pergi dari ruang departemen pemasaran. Sementara Pak Aryo tampak bingung.