Mulut Davina serasa terkunci. Ia tak bisa menjawab apa yang dikatakan oleh Ali. Saat ini ia hampir tidak bisa duduk dengan benar.
Dia tak terbayang, hal ini akan terjadi dalam hidupnya. Sebuah pertemuan tak terduga. Setelah perpisahan yang sungguh tragis.
"Maafin aku," ucap Ali tiba-tiba.
"Maaf?"
"Seharusnya aku nggak pernah membuat kesalahan ini," ucap Ali sekali lagi.
"Setelah lima belas tahun? Menurut kamu. Apa kamu pantas minta maaf? Setelah lima belas tahun. Apa kamu pantas muncul di kehidupanku lagi? Kenapa .... "
"Aku nggak punya pilihan, Davina. Aku harus .... "
"Ninggalin aku yang sengaja kami hamilin? Sekarang, setelah semua penderitaan yang kamu kasih ke aku. Kamu mau Hannah? Kamu mau jadi ayahnya dia?"
"Davina. Waktu nggak bisa diulang. Kalau waktu bisa diulang .... "