Rico menghela napas. Sepertinya ia masih tak rela anaknya dekat dengan kaum Adam.
"Udahlah, Mas. Biarin aja. Sekarang Mas bantuin aku aja ini. Banyak yang harus dicuci!" ucap Davina sambil menuangkan sabun cuci piring ke wadah kecil.
"Mbak Ina mana sih?" tanya Rico.
"Mbak Ina ijin pulang kampung. Hari Senin baru datang," jawab Davina.
"Lah, kog Mas nggak tahu?"
"Masa aku harus kasih tahu jadwal Mbak Ina juga ke Mas? Apa pentingnya? Udah buruan bantuin!"
"Bentar-bentar. Mas panggil Hannah buat bantuin dulu," ucap Rico seraya hendak keluar dari dapur. Namun, Davina segera menahannya.
"Eits, mau ke mana? Jangan melarikan diri! Selama Mbak Ina nggak ada. Mas harus bantuin aku!"
"Sayang," rengek Rico.
"Engga ada sayang, sayang. Kalau Mas nggak di deket aku. Mas pasti ngeluyur ke bar," ucap Davina.
Rico menghela napas. Ia tak ingin mengecewakan sang istri. Namun, apa yang dikatakan oleh Davina memang benar.
"Ya, udah. Mas bantu kamu."