Pak Erwin menghela napas mendengar ucapan sang putra yang tampak sangat acuh padanya.
"Ya, sudahlah. Kamu memang tidak pernah mau dekat dengan Papa. Terserah kamu. Kamu memang lebih suka dengan Doni dari pada Papa. Kalau ada apa-apa. Jangan minta bantuan a Papa." Pak Erwin berlalu begitu saja melewati putra dan menantunya itu.
"Pembangkang," ucap Widya lirih seraya mengikuti langkah Pak Erwin.
Davina melirik sejenak ke arah Widya. Ia tak suka saat suaminya dikatakan seperti itu oleh Widya.
"Apaan sih dia?" gerutu Davina.
"Udah enggak usah peduliin dia. Kita seneng-seneng aja di sini. Ke atas yuk," ajak Rico.
"Ke atas mana? Kita lagi di tengah-tengah acara lho, Mas."
"Loe emang enggak bosen? Gue aja udah bosen. Makin lama di sini bakal makin bosen. Lagian, gue udah selesai sama orang-orang yang perlu gue temui," ucap Rico.