Rico segera bergegas menghampiri Davina yang tergeletak di lantai. Semakin terkejut Rico karena ternyata Davina sadar. Matanya terbuka, namun, tatapannya kosong.
"Davina, loe kenapa?" tanya Rico panik.
"Aku mau ikut Ali aja, Mas. Aku enggak tahan," ucap Davina lirih.
"Astaga!" Rico segera memeluk gadis itu.
Ia tak tahu apa yang terjadi dengan Davina hingga ia seperti ini.
"Loe kenapa?" tanya Rico lirih. Davina hampir seperti mayat hidup saja. Wajahnya pucat pasti.
"Aku nggak kuat, Mas. Aku nggak kuat," ucap Davina.
"Engga kuat kenapa? Kenapa begini?"
Davina memeluk Rico tak ada tangis yang keluar. Air matanya sudah kering sejak seharian menangis.
"Kita pindah ke kamar. Badan loe dingin semua."
Rico berusaha bangkit dan menggendong Davina. Ia lantas memindahkan Davina ke kamarnya.
Rico segera menyelimuti Davina setelah membaringkannya ke tempat tidur. Tak henti-hentinya Rico mengusap wajah Davina karena gadis itu tak menunjukkan ekspresi apapun meskipun matanya terbuka.