Davina keluar dari rumah sakit. Ia tampak kebingungan. Ia tak tahu harus mencari Rico dimana lagi. Ia tak tahu Jakarta sama sekali.
"Mas Raka tahu biasanya Mas Rico kemana kalau lagi bete?" tanya Davina saat diantar oleh Raka pulang.
"Eh, ada sih, Mbak, tapi kayaknya saya akan kena marah Mas Rico kalau nganterin Mbak ke sana," ucap Raka.
"Anterin aja," ucap Davina langsung.
"Jangan, Mbak. Saya enggak berani. Kalau saya dipecat gimana?"
"Saya yang akan tanggung jawab. Antar saya ke sana," ucap Davina.
Raka tampak bingung. Ia tak mungkin mengantar Davina ke sana. Namun, sepertinya Davina sangat ngotot.
"Mas Raka," bujuk Davina sekali lagi.
"Ya udah, saya antar," ucap Raka.
Mereka lantas melaju menuju ke daerah Jakarta Pusat. Raka menghentikan mobilnya ke sebuah tempat yang tampak sangat asing untuk Davina.
"Ini tempat apa, Mas?" tanya Davina.
"Klub malam," ucap Raka.
"Diskotik?"
"Ya, begitulah," jawab Raka.
Davina tertegun. Benarkah Rico datang ke tempat seperti ini?