Air mata Rico seketika menetes. Karena sudah terlanjur tak bisa menahan apa yang ada di hatinya.
"Mas." Davina menatap ke arah Rico yang tengah menangis. Ia lantas memeluk kakak kelasnya itu.
"Sorry, Vin," ucap Rico.
"Kenapa minta maaf? Mas Rico salah apa?"
"Sorry loe harus lihat gue kayak begini," sahut Rico sambil mengusap air matanya.
Davina melepaskan pelukannya. Ia kemudian menatap Rico lagi. Kali ini ia yang mengusap wajah Rico. Mencoba memberi semangat kepada pria itu.
"Jangan nangis. Entar cakepnya ilang," ucap Davina.
"Terserah," sahut Rico.
"Entar cewek-cewek pada enggak mau sama Mas Rico."
"Bodo amat. Masih ada loe."
"Lah, kenapa aku?"
"Kalau semua cewek enggak suka sama gue. Kan loe tetep ada di deket gue," ucap Rico.
Davina terkekeh mendengar ucapan Rico. Ia lantas mengusap lembut wajah Rico tanpa mengeluarkan kalimat apapun. Ia kemudian duduk santai di atas ranjang.
"Mood Mas Rico hari ini jelek banget, ya?"
"Hem," jawab Rico singkat.