Davina dan putri semata wayangnya pun mengabiskan waktu di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang dengan bermain sepeda bebek.
Menyedihkan memang. Saat melihat anak lain ditemani oleh ayah dan ibunya. Davina haris menemani anaknya sendiri.
Namun, Dani, kakak Davina mengamati mereka dari jauh. Hal itu harus dilakukan karena tak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh Davina.
Hal ini bukan tanpa alasan. Dulu saat Hannah masih bayi, Davina hampir saja mengajak anaknya untuk mati bersama. Dan itu bukan sekali atau dua kali.
****
"Udah, ya. Kita pulang sekarang," bujuk Davina pada Hannah putrinya.
Gadis kecil itu mengangguk. Setelah hampir beberapa jam bermain-main di sana. Mereka pun bergegas untuk pulang.
"Davina?" sapa seseorang.
Mendengar ada yang memanggil namanya, Davina tentu saja menoleh. Betapa terkejutnya ia karena ia bertemu dengan teman sekolahnya dulu, Agus.
"A-Agus," sapa Davina terbata. Betapa malunya ia saat ini.
"Kamu jalan-jalan di sini?" tanya Agus.
