"Eh, apa-apaan!" Rico yang ada di situ langsung berdiri dan menghalangi Ratna yang hendak kasar kepada Davina.
"Heuh, kamu! Kenapa kamu bikin Ali mati? Kenapa kamu harus bunuh Ali? Kenapa!" jerit Ratna.
Ucapan Ratna tentu saja membuat syok Davina. Gadis itu begitu tertekan akan ucapan teman sekelasnya itu.
"Ratna, aku juga sedih. Aku jauh lebih sedih daripada kamu .... "
"Sedih-sedih! Kalau kamu sedih, harusnya enggak jalan sama cowok lain! Ali baru juga meninggal. Kamu malah enak-enakan mesra-mesraan sama Mas Rico. Dimana otakmu!" pekik Ratna.
"Eh, jaga mulutmu itu, ya! Berani bicara omong kosong lagi, kurobek mulutmu!" pekik Rico yang tak terima.
"Heuh, kau malah curiga itu bukan anak Ali. Ali enggak mungkin begitu. Kamu pasti tidur sama Mas Rico terus kamu minta Ali buat tanggung jawab!"
PLAK!
Davina menampar Ratna. "Kamu udah keterlaluan, Ratna. Aku tahu kamu marah karena kejadian yang terjadi pada Ali, tapi bukan berati kamu boleh memfitnah orang lain!"