Rico menatap ke arah Davina. Tatapan yang amat serius. Tak pernah seserius ini.
"Kamu enggak apa-apa?" tanya Rico.
Davina mengangguk mendengar pertanyaan Rico. Ia sudah terbiasa dengan kemarahan ayahnya meskipun tetap saja ia takut.
Rico tiba-tiba memeluk Davina begitu erat. Pelukan yang terasa aneh bagi Davina. Untuk apa Rico memeluknya.
"Thank God," gumam Rico dengan bernapas lega.
"Kenapa, Mas?" tanya Davina.
Rico menggelengkan kepalanya. Ia tak mau menjelaskan apapun kepada Davina. Namun, Rico terlihat begitu lega.
Tiba-tiba dalam pelukan Rico, Davina menangis tersedu-sedu. Karena kejadian yang menyeramkan dengan sang ayah. Davina sampai tak sempat untuk menangis.
Ya, ia harusnya menangis. Pacarnya kabur tak bertanggung jawab. Bagaimana mungkin dia baik-baik saja.
Mendengar tangisan Davina, Rico pun juga sadar dengan permasalahan yang sebenarnya terjadi. Ia semakin memeluk gadis yang tengah hamil itu dengan sangat erat.