Ali sungguh terpukul mendengar ucapan ibunya. Ia tak menyangka sang ibu akan berbicara hal seperti ini.
"Ibu, Ibu enggak pengen Ali bahagia? Ibu mau Ali sengsara karena kehilangan Davina?"
"Ali!" Semakin tak mengerti lagi Alma dengan kebodohan anaknya.
Bagaimana bisa pria muda, tampan dan juga pintar ini jatuh cinta begitu gila dengan seorang gadis hingga berkelakuan bodoh.
"Ibu ngerti kamu sedang puber. Ibu tahu kamu sedang labil karena masih di usia muda, tapi ini salah, Ali. Ini salah. Bukan cuma masa depan kamu saja yang akan rusak. Masa depan Davina juga akan rusak!"
"Ibu, Ali janji, Ali akan tetap sekolah. Ali harus nikah sama Davina. Ali engga mau yang lain!"
Alma tersungkur tak berdaya mendengar keras kepalanya Ali. Seolah ombak dan angin topan tak akan mampu menerjang keteguhan Ali.
"Ibu, Ibu. Ali mohon. Ali akan turuti permintaan ibu buat sekolah dan kuliah. Tapi ijinkan Ali nikah sama Davina. Ali enggak mungkin melanggar janji Ali buat tanggung jawab.