Karena status dan sosok pemimpin yang kini dikhawatirkan oleh masyarakat membuat pihak kerajaan mau tak mau harus mengambil keputusan sesegera mungkin mengenai isu politik yang ada. Mereka tak bisa membiarkan hal itu berlarut-larut. Tentu saja, jelas setelah kekosongan yang terjadi maka anak kedua yang seharusnya otomatis memiliki hak untuk mengklaim harta, takhta, dan mahkota tersebut.
Camila dan pihak bangsawan terdekat pun sepakat untuk mengumumkan secara resmi calon pemimpin berikutnya. Sosok tersebut adalah anak seorang raja, putra kedua yang bernama Pangeran Adam Veliz. Sangat disayangkan karena kondisi yang sama sekali tak kondusif kala itu membuat takdir tak berpihak pada Pangeran Veliz itu.
Isu yang terdengar dan gejolak yang ada berhasil membuat Adam tak menerima gelar yang sepantasnya ia terima. Pria itu baru berusia delapan belas tahun membuat mayoritas masyarakat masih meragukan kemampuan yang dimiliki oleh pangeran yang satu itu.