Mengajak si J, mereka bergerak begitu cepat mempertaruhkan nyawa mereka di tengah suara tembakan yang terus berbunyi tanpa henti. Mereka berdua berhasil menemukan sang komando. Erick memanfaatkan momen tersebut untuk mengamankan data base yang dimiliki keseluruhan tim.
Dengan muka tanpa ekspresi, dirinya berujar, "Tak ada harapan lagi yang terisisa J, kita harus berpaling jika ingin selamat."
Pria berambut pirang terang itu merasa kebingungan, dirinya ingin mempertahankan unitnya dengan berusaha menyelamatkan setiap anggota yang masih bisa di tolong.
Namun di sisi lainnya, ia juga sama sekali tak ingin kehilangan nyawanya secara sia-sia karena resiko yang dianggap tak sepadan. Dia tak ingin identitasnya terkubur untuk selamanya.
Dalam waktu yang begitu terbatas, dia lantas memutuskan untuk berpaling dan mengikuti jejak Kapten Erick.