"Dia masih berkeringat, berarti ini pertanda bahwa dirinya masih hidup," ungkapnya.
"Thank God," lanjutnya.
Kini dia merasa jauh lebih legah, seolah beban berat yang menghujani pundaknya mulai terangkat dengan sendirinya. Ia mulai membantu sang pangeran untuk mendapat lebih banyak udara dengan melepaskan jas yang masih dikenakannya.
Butuh sedikit waktu tapi tentunya hal itu berhasil. Pikirannya kini bercabang, haruskah dia mengurungkan niat awalnya dan memutuskan untuk membantu sang pangeran atau dia bisa bersikap seolah tak tahu apa pun.
Sekarang dirinya merasa cukup panik dan gugup sendiri. Situasi seperti ini masih baru untuknya. Dia mungkin telah mempelajarinya dalam kelas tapi, ternyata memperaktikkannya terasa jauh lebih sulit.
Berusaha menenangkan dirinya, dia melangkah ke sekitar ruangan mencoba membuat dirinya sendiri tetap rileks. Secercah serakan kertas menarik perhatiannya.