Egara berada di kamarnya cukup lama setelah dia membersihkan diri dari semua sisa hujan badai yang mengguyurnya.
Dia duduk di tempat tidur seraya memandangi jubah Kebesarannya yang telah disiapkan oleh pelayan lengkap dengan mahkota juga pedangnya.
Tatapannya kosong, namun isi kepalanya berkecamuk terlebih saat ia kembali mengingat kejadian di ruang bawah tanah yang baru ia alami.
Bermula dari hujan badai yang tiba-tiba mengguyur dan memporak porandakan wilayahnya, bukan hanya itu, ternyata air hujannyapun beraroma yang cukup aneh, bukan hanya sekedar air hujan biasa.
Lalu gempa kecil di wilayah Kerajaan, yang mana ini berkaitan dengan 'Api Abadi' yang disentuh oleh seseorang atau sesuatu.
Ingatannya tentang pertarungannya dengan pelayan wanita, Aira, di ruang bawah tanah sangat jelas di kepalanya. Namun dia juga ingat kalau dirinya bahkan baru membuka gerendel ruangan kuno yang terbuat dari batu besar itu, saat ia dan Han tiba.
